Tim Mahasiswa Pencinta Alam Gadjah Mada (MAPAGAMA) mengikuti International Expedition “The River of Gold” di Sungai Sun Kosi, Nepal 1-24 Mei 2013. Kegiatan arung jeram akan dilaksanakan selama sembilan hari dengan jalur tempuh sekitar 280 kilometer. Kurnia Fahmy, Official tim arung jeram UGM menyampaikan dalam kesempatan tersebut MAPAGAMA menerjunkan delapan orang anggota yang terdiri dari enam orang kayakers, satu official, dan satu fotografer. Tim MAPAGAMA dijadwalkan bertolak menuju Nepal pada 1 Mei dan akan tiba di Kathmandu, Nepal pada 2 Mei 2013. “Selama di Kathamndu tim akan melakukan persiapan fisik dan adaptasi dengan cuaca di Nepal selama empat hari. Selanjutnya tim akan menuju titik start pengarungan di Kota Dolalghat pada 7 Mei,” ungkapnya Selasa sore (30/4) di Kampus UGM.
Jalur pengarungan Sungai Sun Kosi merupakan salah satu jalur pengarungan yang termasuk ke dalam sepuluh sungai terbaik di dunia untuk Ekspedisi versi buku “500 jouney all the time” terbitan National Geographic Society. “Pengarungan ini merupakan pengarungan sungai dengan menggunakan kayak yang di lakukan oleh tim dari Indonesia dan pada kesempatan kali ini hanya dilakukan oleh tim dari MAPAGAMA,” ucap Fahmy.
Fahmy menuturkan jeram di Sungai Sun Kosi cukup bervariasi dari jeram kelas I – V (skala I-V). Mayoritas jeram kelas IV dan V akan di temui dari hari 4-6 Pengarungan. Dari segi aksesibitilas pada hari ke 5-7 jalur pengarungan akan berubah dari sebelumnya jalur dengan aksesbiltas yang relatif mudah menjadi jalur pengarungan dengan aksesibitias yang sulit. Pada hari kelima sampai ke tujuh, topografi di sekitar sungai merupakan daerah pegunungan dengan tebing dan jurang yang memisahkan antar pegunungan di kanan kiri sungai jalur pengarungan.”Salah satu jeram yang akan coba di lalui oleh kayakers MAPAGAMA adalah jeram Harkapur yang merupakan jeram terbesar di sungai Sun Kosi dengan kelas Jeram V. Namun di samping Harkapur banyak jeram lain yang berhasil di identifikasi oleh Tim MAPAGAMA dengan menggunakan metode interpretasi Citra Penginderaan Jauh,” imbuhnya.
Dari keseluruhan total panjang pengarungan, lanjutnya, tim MAPAGAMA dalampengarungan tersebut akan menjumpai 224 jeram berbagai kelas. Total jeram terbanyak akan di jumpai pada hari pertama pengarungan sejumlah 52 jeram dan jeram dengan kelas tertinggi akan di jumpai pada hari ke 6. Dalam sehari tim rata-rata akan melakukan pengarungan sejauh 35 Km. “Fakta-fakta lapangan ini menjadi dasar oleh tim MAPAGAMA untuk membuat program latihan atlet yang akan mengarungi Sungai Sun Kosi,” katanya.
Dituturkan Fahmy, dalam pengarungan nantinya tim MAPAGAMA tidak hanya akan menemui kelas jeram yang bervariatif dan panjang jalur pengarungan yang tidak pendek. Namun, juga akses yang tidak seluruhnya baik di sepanjang jalur pengarungan, serta ketidakadaan listrik membuat ekspedisi ini menjadi semakin penuh tantangan. Sehingga diperlukan persiapan yang matang tidak hanya dari kemampuan lapangan atlet, tetapi juga dari segi manajerial. “Dalam pengarungan nanti, tim MAPAGAMA akan di dampingi oleh 4 safety kayakers nepal dan sebuah perahu Rescue. Safety kayakers dan perahu rescue merupakan tim pendukung dari Paddle Nepal, sebuah perusahan penyedia jasa arung jeram di nepal. Sesuai regulasi yang di keluarkan oleh pemerintah Nepal untuk kegiatan ekspedisi arung jeram memang harus di dampingi oleh penyedia jasa arung jeram lokal untuk memastikan keamanan dan keselamatan tim yang melakukan ekspedisi,” urainya.
Tim MAPAGAMA yang diberangkatkan ke Nepal khususnya kayaker telah disiapkan sejak awal tahun 2012 lalu. Mereka adalah Fadil Ramadhan (FIB), Zul Fahmi M.(FISIPOL), Wahyudin (Fakultas Peternakan), Yudha Wahyu (FISIPOL), Aryati Larasati (Fakultas Kehutanan), Mul Hendra (Alumni FIB) sebagai kayakers. Seorang official Kurnia Fahmy (Sekolah Vokasi), dan Fotografer Dwi Oblo Alumni Jurusan Arkeologi FIB yang berprofesi sebagai wartawan foto.
Lebih lanjut dikatakan Fahmy, sebelum keberangkatan ke Nepal, pada Senin lalu (29/4) tim MAPAGAMA melakukan audinesi dengan Wakil Gubernur DIY, Pakualam IX. Dalam kesempatan itu Pakualam IX mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan yang dilakukan. Ia berharap melalui kegiatan tersebut mampu memperkenalkan Yogyakarta ke dunia internasional.
Hal senada juga disampaikan Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., saat acara pelepasan tim MAPAGAMA ke Nepal, Senin malam (29/4) di Gelanggang Mahasiswa UGM. Rektor memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan yang diikuti tim MAPAGAMA. Pada acara tersebut Rektor secara simbolis memberikan sebuah dayung kepada perwakilan MAPAGAMA sebagai tanda pelepasan keberangkatan tim ke Nepal. (Humas UGM/Ika; foto: Heribertus Suciadi Nugraha).